Jakarta, Saat ini penyakit mematikan yang bisa dialami oleh anak, khususnya balita, semakin berkembang. Salah satunya adalah pneumonia. Sama seperti diare, pneumonia kini menjadi pembunuh utama balita di Indonesia dan bahkan di dunia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada bayi adalah 2,2 persen dan balita 3 persen. Sementara angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8 persen dan balita 15,5 persen.
Data lembar fakta World Health Organization (WHO) tahun 2013 juga menunjukkan fakta yang sama. Pneumonia atau radang paru akut dinyatakan menjadi penyebab kematian terhadap sekitar 1,2 juta anak setiap tahunnya. Dengan angka ibi, dapat dikatakan setiap jamnya ada 230 anak di dunia yang meninggal karena pneumonia. Angka ini bahkan melebihi angka kematian yang disebabkan oleh AIDS, malaria, dan tuberkulosis.
"Di Indonesia angka kematian balita oleh pneumonia bahkan 416 anak per hari atau sekitar 1 anak setiap 4 menit. Dari saya belum jadi dokter anak, masalah ini sudah ada. Masa sampai sekarang masih ada juga," ujar Prof Dr dr Bambang Supriyatno, SpA(K), dokter anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) FKUI-RSCM dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Gedung La Mounte Sarinah, Jl H Agus Salim, Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Menurut Prof Bambang, pneumonia merupakan peradangan atau inflamasi yang terdapat pada parenkim paru. Kondisi ini ditandai dengan adanya batuk, sesak napas, demam, dan infiltrat pada foto rontgen. Namun gejala yang paling penting diperhatikan adalah adanya napas cepat pada anak.
"Seringkali orang tua telat membawa anak ke dokter untuk diobati. Datang ke dokter sudah dalam kondisi berat. Inilah yang membuat pneumonia mematikan," tutur Prof Bambang.
Prof Bambang juga mengungkapkan, dalam kebanyakan kasus penyebab utama pneumonia pada balita adalah bakteri jenis Streptococcus pneumonia. Bakteri lain yang sering menjadi penyebab kedua pneumonia adalah bakteri Haemophilus influenza tipe b atau Hib.
"Pneumonia dapat ditularkan melalui beberapa cara, salah satunya melalui udara lewat percikan ludah saat penderita bersin, batuk, ataupun berbicara," terang Prof Bambang
Nurse paviliun Center
Nurse Paviliun Center adalah tempat perawat berjaga dan siap melayani pasien.
PAVILIUN
RS Era Medika Telah membuka pelayanan Rawat Inap Paviliun yang nyaman dan terjangkau.
INSTALASI GAWAT DARURAT BERSTANDAR NASIONAL
RS Era Medika berusaha untuk memberikan pelayanan Gawat Darurat yang berstandard Nasional.
Cafetaria
Dilengkapi dengan Cafetaria yang nyaman diharapkan pasien dan keluarga pasien merasa puas.
Memberikan Pelayanan yang Terjangkau dan Berkualitas
RS Era Medika berkomitmen memberikan pelayanan yang berkualitas dan Terjangkau dengan turut serta memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien Peserta BPJS Kesehatan.
Rabu, 21 Mei 2014
Minggu, 01 Desember 2013
Company Profile
10.42
No comments
A. Geografi Rumah Sakit Era Medika
RS Era Medika terletak di Jl.Raya
Pulosari No.10 Dusun Karang Tengah RT.04 RW.01 Desa.Pulosari, Kecamatan Ngunut,
Kabupaten Tulungagung Jawa Timur 66292.
Letak strategis Rumah Sakit Era
Medika yaitu sebelah barat pasar Ngunut 500 meter ke barat, letak kecamatan Ngunut
berbatasan dengan beberapa daerah yang melingkar yaitu :
a)
Sebelah Barat berbatasn
dengan Kecamatan Sumbergempol
b)
Sebelah Timur
berbatasan dengan Rejotangan
c)
Sebelah Utara
berbatasan denganWonodadi
d)
Sebelah Selatan berbatasan
dengan Kalidawir
Transportasi yang tersedia untuk
menuju lokasi Rumah sakit Era Medika Tulungagung sangatlah mudah karena berada
di kawasan kota diwilayah pinggiran Kabupaten yang berbatasan langsung dengan
kota lain, diantaranya:
a)
Angkutan penumpang
Becak dan Ojek dari wilayah perbatasan kota Ngunut
b)
Kereta Api DAOP V
Madiun yang berada disebelah timur rumah sakit yaitu di Stasiun Kereta Api
Ngunut
c)
Bis antar kota Jurusan
Trenggalek Malang
d)
Bis antar kota jurusan
Tulungagung Banyuwangi
e)
Bis antar kota antar
propinsi Bali, Jawa dan Sumatra / ALS
B.
Demografi
Rumah Sakit Era Medika
Kecamatan
Ngunut terletak di sebelah timur Kota Tulungagung dengan luas wilayah 39,06 km2
dengan jumlah penduduk 77.014 jiwa, yang terbagi menjadi 18 desa. Jarak Rumah
Sakit Era Medika dengan kota/kabupaten adalah 15 km. Kota Tulungagung mempunyai
curah hujan 103 per bulan.
Jumlah
cakupan wilayah pelayanan kesehatan dari Rumah Sakit Era Medika Tulungagung
tahun 2012 adalah meliputi Kawedanan Ngunut, yaitu :
1.
Desa Pulotondo : 3092 jiwa
2.
Desa Pulosari : 7303 jiwa
3.
Desa Kromasan : 3312 jiwa
4.
Desa Purworejo : 3828 jiwa
5.
Desa Ngunut : 23855 jiwa
6.
Desa Kaliwungu : 3823 jiwa
7.
Desa Gilang : 5453 jiwa
8.
Desa Sumberjo Wetan : 2375 jiwa
9.
Desa Sumberjo Kulon : 4110 jiwa
10.
Desa Sumberingin Kidul : 3116 jiwa
11.
Desa Kalangan : 2436 jiwa
12.
Desa Sumberingin Kulon : 2047 jiwa
13.
Desa Pandansari : 3400 jiwa
14.
Desa Kacangan : 2464 jiwa
15.
Desa Selorejo : 1879 jiwa
16.
Desa Balesono : 2668 jiwa
17.
Desa Samir : 1771 jiwa
18.
+
|
TOTAL :
77014 jiwa
(Sumber Data Kependudukan Kec. Ngunut 2012)
Sarana Kesehatan Wilayah Kecamatan
Ngunut adalah sebagai berikut :
1.
Puskesmas : 02 buah
2.
Puskesmas Pembantu : 04 buah
3.
Poskesdes : 18 buah
4.
BP/RB : 03 buah
5.
Posyandu : 85 buah
6.
Apotik : 05 buah
7.
+
|
TOTAL INSTASI
PELAYANAN KESEHATAN : 120 BUAH
(Sumber Data
Dinkes T.Agung Unit Yankes 2012)
VISI MISI RUMAH SAKIT
10.27
visi-misi
VISI
Rumah Sakit yang berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik, ramah bagi pasien dan keluarga, serta berkontribusi bagi masyarakat.MISI
- Memberikan pelayanan kesehatan di dalam lingkungan yang ramah
- Memberikan pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kecepatan, ketepatan, keselamatan, dan kenyamanan berlandaskan etika dan profesionalisme
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
- Memberikan pelayanan yang terjangkau bagi masyarakat
FALSAFAH
Berpihak pada kepentingan masyarakat, tidak diskriminatif, profesional, kerjasama tim, integritas tinggi, transparan dan akuntabel.
MOTTO
Kesehatan Anda Prioritas Kami.
Rabu, 08 Mei 2013
POKJA Sepakat Premi Pekerja Formal sebesar 5% dari GAJI
11.56
No comments
JAKARTA – Kelompok kerja (pokja) persiapan pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sepakat mematok besaran premi yang harus dibayar pekerja formal sebesar 5% dari gaji.
Namun, 3% dari ketentuan premi 5% tersebut ditanggung pemberi kerja, sementara 2% sisanya ditanggung pekerja. “Kesepakatan ini belum final.Itu baru dicapai di tingkat pokja. Ketentuan persentase iuran premi ini masih akan dibahas di forum yang lebih tinggi lagi,”ungkap Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Ali Ghufron Mukti di Jakarta kemarin. Menurut dia, besaran iuran premi antara Rp 19.000 sampai Rp 27.000 per bulan untuk setiap pekerja.
Pihaknya mengakui usulan tersebut
mendapat tentangan dari banyak pihak, khususnya para buruh.Namun, jika
nominal dan persentase premi bisa disepakati semua pihak, Wamenkes meyakini peraturan presiden (perpres) terkait premi bisa segera disahkan pada September 2012. “Di tingkat pokja ini sudah disepakati, tapi tetap harus dibahas lagi dengan kementerian terkait lainnya,” ungkapnya.
Wamenkes menjelaskan, ketentuan premi akan diatur dalam aturan pelaksanaan BPJS
Kesehatan dalam bentuk peraturan presiden (perpres), yang saat ini
tengah menjadi fokus utama pemerintah dalam menyiapkan pelaksanaan UU BPJS. Namun, pihaknya mengakui proses penyusunan draf aturan pelaksanaan UU BPJS
masih terkesan lambat. Hal itu terjadi karena tajamnya perbedaan
pemahaman dan sudut pandang antarkementerian terkait. “Ini merupakan
salah satu kendala persiapan BPJS,”katanya.
Konsekuensi dari perbedaan pemahaman dan sudut pandang, lanjut Wamenkes,
menimbulkan tantangan untuk mencapai suatu kesepakatan. Kedua
permasalahan itu dinilai sebagai kendala utama dalam persiapan menyambut
penyelenggaraan BPJS Kesehatan 2014. Pihaknya
optimistis sejumlah persiapan lainnya bisa diatasi jika sudah ada
kesamaan pemahaman dan sudut pandang. “Kalau kita bicara dokter sebagai
tenaga kesehatan, sebenarnya sudah. Bicara uang juga sudah ada,”
tuturnya.
Selain premi, pemerintah mengaku internal pokja
juga telah mencapai kesepakatan mengenai paket layanan. Saat ini bahkan
sudah dipetakan sejumlah fasilitas dan infrastruktur yang dibutuhkan di
tiap provinsi seperti tempat tidur sehingga diharapkan BPJS
Kesehatan terlaksana sesuai waktu yang ditetapkan. “Guna memenuhi
kebutuhan itu, kita membuat persiapan pelaksanaan untuk
2012-2015.Persiapan melibatkan sejumlah pihak seperti Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) dan pihak terkait lainnya,” ucapnya.
Anggota Komisi IX DPR Surya Chandra
Suapaty mengatakan, pemerintah tidak perlu mempersoalkan ada perbedaan
persepsi dalam menyusun peraturan, termasuk mengenai besaran premi
yang harus dibayar pekerja. Perbedaan persepsi dianggap sesuatu yang
biasa terjadi antarlintas sektor kementerian dalam mencari titik temu.
Apalagi ada banyak kepentingan yang perlu diakomodasi. “Jadi perbedaan
pandangan bagian dari proses penyusunan, terlebih banyak kepentingan
yang mesti ditampung,” kata Chandra.
Sumber:
Langganan:
Postingan (Atom)